Hi Sobat Booyah!
Dengan berbagai keunikan, Garena telah berhasil melahirkan game bergenre battle royale populer. Terbukti, antusias para player begitu besar saat menonton gelaran turnamen bergengsi yang kerap diadakan oleh Garena.
Perkembangan game Free Fire tidak luput dari peran tim Esports yang memiliki penampilan memukau saat turnamen berlangsung. The Prime merupakan salah satu tim esports yang menoreh juara pertama dalam event Booyah Day pada 26 Oktober 2020 lalu.
Baca Juga: Owljan Bagikan Tips Dilirik Tim Esports Free Fire!
Baca Juga: [Quiz] Hafal Bundle Mystery Shop? Buktikan di Quiz Ini!
Nah kali ini BOOYAHCOID berkesempatan berbincang-bincang dengan Handi Franca yang merupakan manajer tim dari The Prime Esports. Yuk simak penjelasannya di bawah ini!
Handi Franca menyampaikan awal terbentuk The Prime Esports dari sebuah game Point Blank pada 2008 lalu. Untuk divisi Free Fire, mulai dikembangkan pada komunitas akhir 2019. Meski telah mengalami perombakan roster, akhirnya The Prime memutuskan roster tetapnya pada Desember 2020.
“Nama saya, Handi Franca merupakan manager Tim Free Fire. Untuk keseluruhan tim ini dibentuk berawal dari game Point Blank pada tahun 2008. Kalau tim Free Fire sendiri kami telah membentuk tim dari komunitas pada akhir 2019. Hingga beberapa kali mengalami perombakan hingga bulan desember 2020 kami menetapkan roaster tetap kita di tim ini,” ungkap Handi pada BOOYAHCOID.
Sebuah tim pasti memiliki filosofi dari penetapan nama dan logo. Handi mengungkapkan logo The Prime berwujud ular dan tulang. Tulang yang keras mengibaratkan bahwa tim The Prime tidak bisa dianggap remeh. Sedangkan ular yang melilit tulang itu berarti tim The Prime memiliki kemampuan untuk mengalahkan tim lain.
“Logo kita itu ada 2 gambaran, seperti wujud ular dan seperti tulang yang keras. kami mengibaratkan tulang itu sebagai para kompetitor kami yang tidak dapat di remehkan, sedangan ular yang di maksud seperti phyton yang sedang melilit tulang itu. jadi kami adalah ular yang ingin meremukan tulang/para kompetitor kami dalam scene kompetitif nasional maupun internasional.”
The Prime Esports memiliki 1 tim Free Fire utama dan 2 tim yang masih tahap percobaan. Handi menyampaikan alasan The Prime dalam memilih roster adalah player yang memiliki kemampuan dan keinginan.
“Kalau divisi Fire Fire nya kami ada 3, 1 tim utama dan 2 masih dalam masa trial. Alasan memilih roster itu, untuk masing-masinv player kunci nya hanya 2, kemampuan dan keinginan. Keinginan dapat terwujud dari kemampuan, kemampuan dapat dijangkau jika mempunyai keinginan.
Jadi menurut kita selama mereka ingin bekerja keras untuk mewujudkan keinginan mereka, pasti kami akan membuka peluang untuk mereka, karena keinginan setiap player pastinya menjadi juara dunia”
Meski termasuk tim Esports yang belum lama berjuang dalam scene kompetitif Free Fire. The Prime Esports memiliki target di tahun 2021 nanti untuk menjadi juara dunia, melalui latihan dan pengembangan kemampuan player.
“Target kami pastinya juara dunia, mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional”
Dalam membangun sebuah tim pasti memiliki rintangan yang harus dilewati. Handi mengungkapkan hambatan terbesar dari The Prime adalah menumbuhkan sikap konsisten para player, yang mudah menyerah saat sedang pada tahap berjuang.
“Untuk tim Free Fire sendiri hal yang paling sulit adalah konsistensi dari setiap playernya. Apa lagi banyak player yang mudah menyerah di fase awal. Mau ga mau sering sekali perombakan itu terjadi untuk membentuk sebuah tim yang tangguh.”
Terakhir, Handi menyampaikan harapan untuk scene kompetitif Free Fire agar bisa lebih maju dan bisa menjangkau para player muda yang berbakat agar menciptakan warna serta kejutan di setiap tahunnya.
Itulah hasil perbincangan dengan Handi Franca manager dari The Prime Esports. Apakah Sobat Booyah sudah tidak sabar lagi melihat penampilan dari The Prime Esports terlebih lagi di turnamen major resmi?