Hi Survivors!
Dalam bermain Free Fire, pasti kalian sudah tidak asing dengan istilah “Lone Survivor”. Yap, Lone Survivor adalah kata yang acap kali terdengar pada sebuah turnamen besar yang biasa kalian tonton.
Lone Survivor sendiri menggambarkan kondisi satu player yang masih bisa bertahan meski tigam rekan satu timnya telah ter-shutdown lebih dulu. Kondisi ini pun biasanya sering terjadi karena beberapa alasan.
Tetapi, karena demi mengamankan placement point pada setiap ronde yang lebih tinggi, biasanya lone survivor bakal menunjukan sebagaimana hebatnya kemampuan individu nya.
Contohnya adalah, refleks glowall ataupun cara mengelabui musuh agar masuk ke dalam pertempuran atau zona terakhir tanpa terdeteksi oleh musuh. Semua kemampuan yang cukup sulit dan butuh jam terbang yang cukup ini dibutuhkan untuk bisa menjadi lone survivor hingga tim nya mendapatkan poin placement yang tinggi.
Salah satu pemain profesional yang berhasil menujukkan permainan yang cukup baik ketika harus lone survivor adalah AURA•iChaI dari AURA Esports pada saat pelaksanaan Grand Final FFIM 2020 Spring.
Tepatnya, pada ronde keempat ia berhasil menujukkan bagaimana lone survivor yang sesungguhnya. Meskipun harus berjuang sendiri setelah Cavela ter-shutdown oleh Dranix Esports, AURA•iChaI memanfaatkan atap rumah 3 yang nyaris tidak terdeteksi oleh tim lain.
Keberadaannya di atap rumah 3 memiliki beberapa hal positif mulai dari vision yang terbuka luas dan keberadaan AURA•iChaI pada posisi highground membuat tim lawan memiliki kesulitan untuk menghadapi AURA•iChaI sampai akhirnya ia berhasil mendapatkan posisi 3 dan menambah poin kill tim.
Penasaran dengan performa AURA•iChaI ketika harus berjuang sendiri? Yuk simak video di bawah pada menit 17:25 – selesai.