Free Fire adalah salah satu game dengan pemain terbanyak di Indonesia. Dengan banyaknya jumlah pemain itu, memainkan Classic atau Ranked Game dalam mode squad menjadi hal yang cukup populer.
Mode squad adalah mode dimana kita memasuki game yang kita pilih yang dengan beranggotakan 4 pemain. Hal ini sangat baik untuk mempersiapkan sebuah tim, apalagi untuk menghadapi sebuah turnamen.
Berbicara tentang persiapan sebuah tim dalam turnamen, pada kesempatan kali ini EVOS Manay akan memberikan tips untuk membangun tim yang solid di Free Fire. EVOS Manay sendiri adalah pemain yang dulunya berhasil menjadi juara Free Fire Indonesia Masters bersama Capital eSports dan juga turnamen internasional Free Fire World Cup bersama EVOS Capital.
Dengan pencapaian seperti itu dan pengalaman yang dia miliki, tentu saja tips dari EVOS Manay bisa membantu kalian dalam membentuk sebuah tim yang solid.
1. Membentuk Karakter
Semua harus berawal dari diri sendiri. Bukan hanya skill saja yang harus kamu latih, tapi juga karakter kamu. Pemain yang baik bukan hanya bisa menasehati, namun juga bisa mendengarkan dan memaklumi. Disiplin dalam diri juga penting, jadi kita tidak kendor dalam mengejar sebuah pencapaian.
2. Bonding atau Membentuk Ikatan
Seperti namanya, dalam sebuah “tim” itu berarti kita tidak sendirian. Sangat penting bagi para pemain dalam sebuah tim untuk membentuk ikatan yang kuat, sehingga ketika terjadi beda pendapat atau pada saat mengalami hasil yang buruk, mereka bisa menghadapi itu tanpa menimbulkan perpecahan.
Membentuk ikatan bisa dilakukan dengan banyak hal, diantaranya adalah luangkan waktu untuk makan bareng, nonton bareng, nongkrong bareng, ataupun diskusi sehat setelah latihan. Saling peduli dan pengertian dengan keadaan rekan satu tim, juga salah satu kunci agar bisa menciptakan ikatan yang kuat.
3. Berikan Kesempatan dan Berdiskusilah Setelahnya
Kita sudah menyinggung soal diskusi sehat di poin ke 2 tadi, kini kita akan sedikit membahas lebih dalam tentang hal itu. Di dalam sebuah tim, tentu ada beberapa role, seperti rusher, shotcaller dan juga support. Biasanya kita akan bermain dan melakukan tugas sesuai dengan role yang kita jalani. Namun ada kalanya kita menemui rekan 1 tim yang suka mengambil tugas role lain, contohnya adalah melakukan shot call ketika itu bukan role nya.
Jika hal seperti itu terjadi dalam sebuah sesi latihan, ada baiknya kita berikan kesempatan pada rekan tim kita untuk membuktikan hal yang ingin disampaikan. Jika setelahnya hal itu salah, janganlah kita mencaci, namun berdiskusilah dan tunjukkan alasan kenapa hal yang dia sampaikan tidak berhasil.
Jika hal itu berhasil, kalian juga bisa berdiskusi untuk menambah strategi ataupun dinamika dalam role yang dimiliki oleh tim kalian. Bisa jadi kalian menciptakan sesuatu yang nantinya tidak dimiliki oleh tim lain.
4. Tidak Ada Yang Instan, Semua Perlu Proses
“Semua hal butuh proses, jangan sekali kalah langsung bubar” , hal itu dikutip langsung dari perkataan EVOS Manay ketika kita berdiskusi tentang hal ini. EVOS Manay beranggapan kalau juara dunia seperti dirinya pun tidak luput dari ratusan kekalahan. Jadi jangan lihat kekalahan sebagai beban, jadikan itu sebagai pemicu untuk memperbaiki diri, maupun rekan satu tim kita.
Di akhir diskusi, EVOS Manay pun berkata; “intinya tim yang solid di dalam game lahir dari keseharian di luar game.” Menurutnya, kita tidak bisa memaksakan satu ikatan yang solid di dalam game, semua itu akan berjalan natural seiring pertumbuhan kita bersama dengan rekan satu tim kita.
Semoga saja tips ini bermanfaat bagi kalian yang ingin membentuk sebuah tim, apalagi kita ingat bahwa ada begitu banyak turnamen di Free Fire Indonesia. Mungkin dari sinilah awal dari perjalanan kalian dalam mengejar mimpi untuk menjadi tim terbaik di Indonesia, atau bahkan di dunia.